Esensi Kebahagiaan yang sebenarnya
Apa sih bahagia itu?
Banyak orang yang bertanya-tanya mengenai arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dulu mungkin aku termasuk di dalam segelintir orang yang mempertanyakan hal tersebut, namun sekarang aku tidak lagi.
Setelah melewati beberapa jalan terjal, manis pahit kehidupan di usia yang masih cukup muda membuat ku sadar bahwa sebenarnya bahagia bukanlah suatu hal yang dapat diukur.
Aku pernah memegang cukup uang banyak, tentu hasil dari jerih payah ku bekerja keras. Kalau mau, bisa saja ku beli kan pada berbagai hal untuk melampiaskan semua keinginan. Tapi sayangnya aku tak tertarik untuk sekedar wara wiri di mall membeli barang-barang mewah.
Bekerja, banyak uang, dan aku tidak suka.
Entahlah, aku ini normal atau tidak sebenarnya? Tanyaku saat itu. Dan nyatanya aku memang normal, hanya mungkin tidak merasakan bahagia atas semua itu. Jawabannya adalah karena aku merasa bukan di sana tempatku, lebih tepatnya belum waktunya aku bekerja meski faktanya banyak remaja yang di usia muda sudah bekerja, terlebih aku termasuk yang beruntung dengan bekerja di tempat bagus dengan gaji besar pula, pastinya halal juga. Insya Allah.
Aku menjadikan bekerja sebagai pilihan kedua untuk menuju pilihan pertama yang sempat gagal. Menempuh pendidikan yang tinggi. Aku ingin bersekolah seperti teman-teman sebayaku, merasakan bangku perkuliahan, mendengarkan ceramaham dosen, serta ingin membuktikan benarkan masa perkuliahan itu seindah apa yanh selalu di ceritakan dalam ftv atau sinetron?
Hingga akhirnya Tuhan berbaik hati dengan memberikan kesempatan meski harus melepas pekerjaan.
Di bangku perkuliahan, dengan uang seadanya. Tanpa gaji tiap bulan yang mampir di rekening, harus belajar hidup hemat, mencari pekerjaan sambilan yang tak mengganggu waktu kuliah, mengerjakan banyak tugas yang terkadang membuat kepala terasa ingin pecah, melawan rasa jenuh yang sering hadir, dan masih banyak lagi.
Namun, dengan itu semua aku merasa kembali hidup. Bukan seperti manusia tanpa nyawa yang bekerja demi mengumpulkan uang untuk biaya perkuliahan. Namun sebagai manusia seutuhnya.
Kenyataannya aku banyak menemukan kebahagian dalam mimpi yang tengah ku tapaki agar segera teraih. Di sini, tempat asing.
Komentar
Posting Komentar