Di mana Hati Nurani?
Ada yang tak pernah berpikir bahwa mengambil barang yang bukan milik itu adalah hal yang paling tidak manusiawi. Terlebih saat yang direnggut itu sesuatu dari orang yang tak selayaknya kita hancurkan kebahagiannya. Sudah kesulitan dan tambah dipersulit sampai tak tahu apa yang harus diperbuat selanjutnya.
Ini hanyalah kisah yang mungkin untuk kebanyakan orang hanyalah angin lalu. Namun bagi saya yang memiliki tingkat 'kebaperan' tinggi, itu adalah hal yang membuat hati serasa tertohok.
Beliau hanyalah seorang lelaki berusia senja sekitaran 70 tahunan mungkin jika dilihat dengan mata telanjang. Seorang penjahit di depan emperan toko, bermodalkan mesin jahit tua yang telah menemaninya selama ini, menjadi penopang untuknya mencari nafkah bagi keluarga. Namun ketika itu beliau sedang merasa tidak sehat dan memutuskan untuk pulang, meninggalkan mesin tuanya serta baju jahitan para pelanggan. Tragisnya setelah beliau kembali mesin jahit serta beberapa pakaian telah hilang entah ke mana.
Hal yang paling membuat diri saya merasakan kesedihan yang sangat mendalam adalah ketika melihat beliau terduduk lesu dengan tatapan sendu menghiasi wajah keriput nya. Beliau hanya duduk di emperan sambil menyandar pada dinding depan toko. Seketika hati ini teriris melihatnya. Saya bukan siapa-siapa, tidak mengenal beliau sebelumnya namun hati nurani saya masih berfungsi dengan baik. Saya tak kuasa menahan air mata, bahkan sempat merutuki orang yang dengan teganya mengambil barang satu-satunya yang beliau miliki.
Jujur saya kesal sekali, saya ingin marah tapi pada siapa? Saya ingin membantu pun keadaan saya tak memungkinkan jika melihat dari bantuan berupa moril. Hanya doa yang bisa saya panjatkan, semoga Allah SWT memberikan kesabaran pada beliau, senantiasa diberi kesehatan di usia senja beliau yang masih memiliki semangat tinggi untuk bekerja, mencari nafkah untuk keluarga yang disayanginya.
Allah, saya tahu amarah ini tidak boleh ada. Namun hati kecil terus berteriak, menahan geram pada si tangan panjang tak bernurani.
Allah Maha Adil, Maha Besar. Saya tahu dan saya yakin Dia mempunyai rencana lain yang lebih indah.
Komentar
Posting Komentar