Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Presepsi

Tau apa kamu tentang aku? Hidupku, juga perasaanku? Bukan apa yang kamu dengar atau lihat Percuma bila hatimu tetap tuli dan buta Bukankah tak pernah ada tanya? Lalu untuk apa harus ada jawaban? Kamu terlalu mahir mengagungkan persepsi Hingga lupa bahwa aku hanya mampu menerka Aku perempuan, tentu kamu tak lupa Jadi, pantas saja kan hanya mampu menanti tanpa jeda? Aku tidak seperti orang kebanyakan Memamerkan rasa lewat media masa Aku hanya si pengecut ulung yang nyaman bersembunyi di balik kata Makanya semenjak pertama Tak ingin mengharap meski hati mendusta Percuma saja, jika kamu malah asik berpesta rasa Hingga akhirnya tiba Titik di mana kau tak mengijinkan aku memilih Faktanya kau yang terlebih dulu pergi Seolah lupa seberapa banyak luka yang telah kau tuai Tapi tak apa, aku adalah perempuan hebat Tetap berdiri tegak meski kau jatuhkan dengan berulang Aku juga pandai bermain opera Peran apapun dapat ku mainkan Meski sebenarnya aku lebih menyukai memamer...

Salah

Indah, satu kata yang berputar-putar di benakku. Mata berwarna biru sedamai air laut. Hidung mancung dan bibir tipis menambah kesan manis saat tersenyum. Dan yang membuatku tak lekas mengalihkan perhatian terhadapnya adalah suara merdu, yang senantiasa terdengar di telingaku. Lelaki itu, memegang gitar di pangkuannya. Tatapannya begitu teduh, memancarkan sebuah ketulusan. Meski tak dapat ku pungkiri, terdapat kegelisahan serta kegundahan di sana. Aku hanya tersenyum saat ia menatapku. Lalu balas menatapnya, seolah menyalurkan kekuatan yang dapat ku pastikan, beberapa menit lagi kepercayaan dirinya hilang. Semua berjalan sesuai rencana, ia bernyanyi dengan sangat baik. Harusnya aku bahagia bukan? Tak sia-sia selama beberapa pekan aku mengajarkannya bermain gitar. Namun, hati dan otakku seolah berhianat. Aku merasa menyesal telah menyetujui permintaan untuk mengajarinya. Lagunya terdengar sangat romantis, membuatku ingin berteriak menghentikannya. Aku merasakan itu untu...