Anak Hebat
“Rifki, aneh!” “Rifki, aneh!” Aku tidak tahu, kenapa teman-teman sekelas selalu mengatakan seperti itu. Padahal kata mama aku tidak aneh, hanya sedikit berbeda dari yang lain karena aku lebih hebat. Sebelum berangkat sekolah, mama selalu tersenyum sambil mengusap kepalaku pelan. Lalu berkata, “anak mama sudah besar ya? Sudah kelas 3.” Mendengar ucapan mama, akupun tersenyum lebar. Walau terkadang merasa bingung melihat mama tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Tapi kemudian aku tahu, mama seperti itu karena bahagia. Mama memang selalu bahagia setiap hari, seperti aku. Bedanya kalau mama bahagia matanya akan berkaca-kaca, maka aku akan tertawa sambil bertepuk tangan bahkan bergerak menggoyangkan badan. Hari ini ibu guru memberi tugas menggambar. Teman sebangkuku, namanya Aldi. Dia sedang menggambar sesuatu yang bentuknya seperti rumah. Tapi tidak ada pintunya. Jendela dan temboknya juga terlihat bengkok. Bagaimana nanti kalau rumah itu roboh? Pasti Aldi akan tertimpa genteng dan...