Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Angka dan Reuni Kosong

Satu, dua, tiga, empat? Cukup lama jika mengingat bagaimana menghitung tiap detik diiringi kecemasan Hampir setiap satu dari tiga ratus enam puluh lima hari aku mengunci harapan Hingga kini di titik ke empat dari empat tahun berlalu Masih sama, dengan pertanyaan yang sama dan kekecewaan sama pula Seharusnya waktu yang telah terlewati tanpamu Delapan musim yang berganti dengan tak pasti Lalu empat idul fitri yang kusinggahi Serta delapan hari raya kutapaki Engkau masih saja sembunyi di tempat yang ku tahu pasti Dengan berbagai alasan klasik Kalau aku katakan kemarin adalah waktu terakhir yang ku sediakan, kemudian pengharapan yang menjadi titik di mana aku berhenti. Apa kamu bahagia? Maka ketahuilah bahwa esok, takan adalagi aku yang menanti.

AYAH

Ayah Ketika matahari terbit Kau telah melangkah menyusuri jalan setapak Tak kenal terik Tak kenal hujan Dengan semangat berkobar Kau tersenyum lebar Tak peduli lelah yang tak tergambar Ayah Terima kasih Kini aku dapat belajar Berkat dirimu yang bekerja dengan sabar

Bukan Masalah Hujan

Keadaan ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang. Dari mulai kendaraan beroda dua, tiga, bahkan empat memenuhi jalanan yang becek bahkan menguap di beberapa sisi karena sampah yang menghambat. Beberapa anak di bawah usia sepuluh tahun berlarian kesana kemari memegang sebuah payung sebagai bentuk bantuan perlindungan dari deras hujan, mengharap belas jasa yang recehan. Pemuda bertato memeluk gitar kecil di pelukan, menyanyikan lagu dangdut kekinian dengan nada sumbang. Sang ibu menggendong anaknya mengulurkan tangan serta gumamaman mengharap belas kasihan. Kemudian pak tua dengan semangat mengayuh becak nya menawarkan diri, mengantar para ibu sosialita yang membawa beberapa kantong belanjaan sembari menunggu hujan reda atau jemputan kendaraan beroda empat yang mengkilap. Pun para remaja yang sibuk memegang benda pipih persegi empat, memesan kendaraan online mengikuti arus yang semakin maju. Jalanan macet dipenuhi si roda empat yang berhenti. Menunggu sang tuan memasuki kursi nyaman...

Di mana Hati Nurani?

Ada yang tak pernah berpikir bahwa mengambil barang yang bukan milik itu adalah hal yang paling tidak manusiawi. Terlebih saat yang direnggut itu sesuatu dari orang yang tak selayaknya kita hancurkan kebahagiannya. Sudah kesulitan dan tambah dipersulit sampai tak tahu apa yang harus diperbuat selanjutnya. Ini hanyalah kisah yang mungkin untuk kebanyakan orang hanyalah angin lalu. Namun bagi saya yang memiliki tingkat 'kebaperan' tinggi, itu adalah hal yang membuat hati serasa tertohok. Beliau hanyalah seorang lelaki berusia senja sekitaran 70 tahunan mungkin jika dilihat dengan mata telanjang. Seorang penjahit di depan emperan toko, bermodalkan mesin jahit tua yang telah menemaninya selama ini, menjadi penopang untuknya mencari nafkah bagi keluarga. Namun ketika itu beliau sedang merasa tidak sehat dan memutuskan untuk pulang, meninggalkan mesin tuanya serta baju jahitan para pelanggan. Tragisnya setelah beliau kembali mesin jahit serta beberapa pakaian telah hilang entah...

Pola Hidup Sehat

Hidup sehat merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang. Tak ada di dunia ini yang menginginkan sakit. Maka dari itu marilah kita belajar untuk menjaga kesehatan. Ingatlah betapa banyak orang sakit yang merindukan masa sehat mereka. Sehat berasal dari dalam diri. Maksudnya ketika kita ingin sehat maka harus melakukan beberapa hal yang dapat membantu melaksanakan program tersebut. Adapun saya memiliki beberapa tips pola hidup sehat, diantaranya: 1. Rajin berolah raga. Olah raga merupakan salah satu dari beberapa cara yang banyak dilakukan untuk melakukan pola hidup sehat. Sebagaimana yang telah saya lakukan, hampir setiap minggu minimal satu kali melakukan olah raga seperti joging di pagi atau sore hari. Setelah melakukan joging biasanya tubuh terasa lebih segar dan relaks. 2. Minum air putih Perbanyaklah meminum air putih, kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang berujung pada penyakit. Sebuah penelitian di Chicago University membuktikan bahwa seseorang yang mengonsumsi m...

Esensi Kebahagiaan yang sebenarnya

Apa sih bahagia itu? Banyak orang yang bertanya-tanya mengenai arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dulu mungkin aku termasuk di dalam segelintir orang yang mempertanyakan hal tersebut, namun sekarang aku tidak lagi. Setelah melewati beberapa jalan terjal, manis pahit kehidupan di usia yang masih cukup muda membuat ku sadar bahwa sebenarnya bahagia bukanlah suatu hal yang dapat diukur. Aku pernah memegang cukup uang banyak, tentu hasil dari jerih payah ku bekerja keras. Kalau mau, bisa saja ku beli kan pada berbagai hal untuk melampiaskan semua keinginan. Tapi sayangnya aku tak tertarik untuk sekedar wara wiri di mall membeli barang-barang mewah. Bekerja, banyak uang, dan aku tidak suka. Entahlah, aku ini normal atau tidak sebenarnya? Tanyaku saat itu. Dan nyatanya aku memang normal, hanya mungkin tidak merasakan bahagia atas semua itu. Jawabannya adalah karena aku merasa bukan di sana tempatku, lebih tepatnya belum waktunya aku bekerja meski faktanya banyak remaja yang di...

Ragu

Lembut derap langkahmu Merdu, mengalun di telinga ku Resah dalam gelisah Terdengar lewat embus nafas mu Tersendat, seperti detak waktu Terdiam, seakan tak menentu Kupandangi inci raut elokmu Mata indah nan lentik Tergambar sayu hiasi wajah yang meragu